Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang luas, dengan luas lahan pertanian mencapai sekitar 107 juta hektar dari total luas daratan Indonesia sekitar 192 juta hektar.
Di negara agraris, pertanian mempunyai peranan yang sangat penting baik di sektor pemenuhan kebutuhan pokok, selain itu pertanian berperan besar dalam mendongkrak sektor sosial, sektor perekonomian dan perdagangan.Luas lahan Pertanian terus berkurang 27 ribu hektar per tahunnya. Menyempitnya lahan pertanian ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali.
Lahan Pertanian banyak beralih menjadi pemukiman penduduk. Ironisnya ketika kebutuhan pangan semakin meningkat, keberadaan lahan pertanian justru semakin berkurang. Kondisi ini membuat Indonesia melakukan kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Padahal sebenarnya pertanian kita masih bisa memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Kenyataannya kebijakan impor ini menimbulkan adanya persaingan antara komoditas impor dengan produk pertanian dalam negeri.
Pemerintah Kota Solok melakukan langkah untuk peningkatan produksi beras, Kota Solok dituntut melakukan intensifikasi lahan, apalagi secara total lahan persawahan di Kota Solok cukup sempit.
Disamping tugas dan tanggungjawab sebagai prajurit TNI AD Sertu Joni Putra yang berdinas Sebagai Babinsa Kelurahan Tanah Garam Kota Solok Wilayah Koramil 01/Kota Solok Kodim 0309/Solok melaksanakan upaya dengan kelompok tani guna peningkatan hasil produksi padi melalui pendampingan pertanian.
Peran Babinsa sebagai penggerak bagi para petani dan kelompok tani, dalam meningkatkan produksi padi. Peran lain dari Babinsa adalah sebagai motivator melalui pendampingan pertanian pada kelompok tani.
Hal yang dilakukan oleh Serda Joni Putra dengan membina kelompok tani yang ada di wilayah binaannya mulai dari Sosialisasi penyiapan lahan, penggarapan lahan dengan memanfaatkan Alsintan Kodim 0309/Solok, penyemaian bibit penanaman dan masa panen padi.
Tahapan penyiapan lahan dimulai dari pengolahan tanah dari perbaikan pematang/galengan sampai perataan memerlukan waktu ± 25 hari atau ± sama dengan umur bibit di persemaian.
Setelah dilakukan perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran, tahap berikutnya adalah pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah.
Alirkan air pada petakan sawah seminggu sebelum pembajakan, untuk melunakan tanah dan menghindarkan melekatnya tanah pada mata bajak. Terlebihdahulu dibuat alur ditepi dan ditengah petakan sawah agar air cepat membasahi saluran petakan. Kedalaman dalam pembajakan ± 15-25 cm. Hingga tanah benar-benar terbalikan dan hancur.
Sebelum penggaruan dimulai, terlebihdahulu air didalam petakan dibuang, ditinggalkan sedikit untuk membasahi bongkahan bongkahan tanah. Selama penggaruan, saluran pemasukan dan pembuangan air harus ditutup, untuk menjaga supaya sisa air jangan sampai habis keluar dari petakan.Dengan cara menggaru tanah memanjang dan melintang, bongkahan-bongkahan tanah dapat dihancurkan. Dengan penggaruan yang berulang-ulang. Setelah penggaruan pertama, sawah digenangi lagi selama 7-10 hari. Proses perataan sebenarnya adalah penggaruan yang kedua, yang dilakukan setelah lahan digenangi 7-10 hari.
Tahapan pengolahan tanah mulai dari perbaikan pematang/galengan sampai perataan memerlukan waktu ± 25 hari atau ± sama dengan umur bibit di persemaian.
Hal ini dilakukan oleh Sertu Joni Putra Babinsa di Kelurahan Tanah Garam bertujuan membantu masyarakat di wilayah binaan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memajukan perekonomian masyarakat di wilayah binaannya. Dimana kota Solok merupakan salah satu Kota Beras sebagai penyangga kebutuhan beras di wilayah Sumatera Barat yang memiliki kualitas beras premium.
Penguatan kelembagaan akan meningkatkan pendapatan petani yang akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.Selain itu, perlu adanya peralihan antara pertanian tradisional ke pertanian yang lebih modern. Pertanian harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada agar hasil panen dapat maksimal. Teknologi di bidang pertanian juga menjadi salah satu penarik minat generasi muda agar mau meneruskan kegiatan pertanian demi menjaga keberlangsungan pangan dalam negeri.
Perlu adanya kontribusi dari Pemerintah khususnya Dinas Pertanian dalam hal sosialisasi mengenai teknologi dibidang pertanian. Diharapkan dengan adanya sosialisasi dan bantuan dari Babinsa serta subsidi dari pemerintah, petani bisa beralih dari pertanian tradisional ke pertanian modern.
Kegiatan tersebut sangat menginspirasi masyarakat dan dapat menjadi contoh untuk masyarakat disekitarnya sesuai dengan 8 wajib TNI. Dengan kegiatan ini juga dapat membantu Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan memberdaya masyarakat binaan dan mensejahterakan masyarakat.