SOLOK KOTA - Drs. H. Darul Siska melaksanakan sosialisasi 4 Pilar MPR-RI, bertempat di Aula SMP 5 Kota Solok, Minggu, 7 September 2022.
Turut hadir bersama Motivator Sumatera Barat Ukma Elsa Dias, Tokoh Pemuda sekaligus Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Solok Fauzi Rusli, SE, MM, serta Ketua DPD KNPI Kota Solok Rio Putra, SE, MM.
Adapun peserta sosialisasi dari jajaran pengurus dan anggota DPD KNPI Kota Solok, BEM dan Mahasiswa UMMY (Universitas Mahaputra Muhammad Yamin) Solok, Organisasi Kepemudaan, Komunitas Solok Muda dan Solok Kreatif serta Tokoh Masyarakat.
Baca juga:
Zainal Bintang: Mafia Minyak Goreng Itu….
|
Ketua DPD KNPI Kota Solok Rio Putra, SE, dalam sambutannya menyampaikan ungkapan terima kasih kepada anggota DPR-RI dari Fraksi Golkar yang tergabung dalam Komisi IX yang mengurus bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan, atas program-program serta kegiatan yang telah diperjuangkan dan dibawa dari Senayan ke Kota Beras Serambi Madinah itu.
Kepada Senior organisasi kepemudaan yang aktif di DPP KNPI hingga 1989 itu, Rio juga menyampaikan harapan dan permintaan untuk dilaksanakan kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas pemuda Kota Solok melalui pelatihan kepemudaan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Harlah PPP Rasa NU
|
"Kami DPD KNPI siap sebagai ujung tombak pelaksana di lapangan dengan tujuan menciptakan grnerasi muda yang berkualitas yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan serta menopang kemajuan bangsa kelak, " ujar candidate Doktor Ekonomi itu.
Rio Putra juga berharap kegiatan yang digelar hari itu bisa membawa dampak yang baik dan positif, demi persatuan dan kesatuan para pemuda, khususnya yang hadir saat itu.
Sementara, Drs. Darul Siska mengawali paparan materinya membahas terkait stunting yang menjadi permasalahan penting bagi bangsa Indonesia saat ini, dimana 24 persen masyarakatnya berpotensi mengidap stunting.
"24 dari 100 orang yang lahir di Indonesia berpotensi mengalami stunting. Sementara di Provinsi Sumatera Barat tingkat potensi stunting pada angka 23, 3 persen. Memang di bawah angka rata-rata nasional namun belum berada dalam kondisi yang baik, " ujar Darul Siska.
Dalam rangka menghadapi Indonesia Emas tahun 2045 (HUT ke-100), dikatakan Darul Siska, harus menurunkan angka stunting yang menjadi salah satu penyebab bangsa ini belum maju, belum sejahtera, karena SDM yang belum mampu bersaing dengan warga bangsa lainnya. Sehingga dengan penurunan angka stunting, kedepan pemuda sebagai generasi bangsa diharapkan bisa melanjutkan perwujudan cita-cita luhur bangsa dan negara.
"Seluruh masyarakat harus sadar dan peduli dalam pencegahan stunting, karena untuk mencapai kemajuan suatu bangsa tidak semata-mata bergantung pada Kekayaan SDA (Sumber Daya Alam) , tapi yang lebih menentukan adalah kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Kita ingin SDM kita di masa Indonesia Emas nanti kualitasnya jauh kebih baik dari sekarang, " tuturnya.
Dalam upaya mencegah stunting, Dia mengingatkan pentingnya kesadaran sejak sebelum nikah, guna mempersiapkan diri dan dalam mempersiapkan segala aspek untuk melahirkan generasi yang sehat, berkualitas, bebas stunting.
Selain itu, dalam pemaparan 4 Pilar MPR-RI, Darul Siska menyampaikan terkait tantangan bangsa masa kini, diantaranya masih lemahnya pengayakan dan pengamanan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan, kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan, kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa, tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal, serta yang tak kalah dahsyatnya pengaruh globalisasi dan kapitalisme.
Usai acara, kepada INDONESIA SATU, Darul Siska mengatakan bahwa pelaksanaan sosialisasi empat pilar itu bertujuan sebagai upaya meningkatkan kesadaran warga negara akan tujuan berbangsa dan bernegara, sehingga masing-masing warga masyarakat mengambil peran aktif dalam mencapai tujuan itu.
"Oleh karena itu, dengan kita sosialisasikan terus-menerus tujuan kita berbangsa dan bernegara, tentang sistem kenegaraan kita, tentang kondisi bangsa dan negara kita, dan bagaimana mengatasi tantangan-tantangan yang kita hadapi dalam berbangsa dan bernegara, In syaa Allah semua kita akan seiya sekata, segerak selangkah untuk mengatasi tantangan-tantangan dan hambatan bagi kemajuan bangsa kita. Terlebih kita sudah 77 tahun merdeka, namun kita belum mampu menjadi bangsa yang sejahtera, padahal kita bangsa yang besar, kekayaan alam kita melimpah. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran kita bernegara untuk mewujudkan tujuan hakiki bangsa ini, " terang politikus partai berlambang beringin itu.
Terlebih, ditambahkan Darul, saat ini saja, banyak masyarakat yang belum terlalu peduli akan kualitas generasi penerus, sehingga masih banyak yang tidak sadar melahirkan generasi baru yang stunting, generasi baru yang kualitasnya belum mampu melaksanakan upaya-upaya untuk mewujudkan tujuan bangsa dan negara.
Menurutnya, kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan agar waspada dan tidak meninggalkan generasi yang lemah, karena generasi yang lemah itu akan menjadi beban bagi kemajuan bangsa.
Dalam kapasitasnya di Lembaga Legislatif dalam rangka mencegah stunting, diterangkan politisi kelahiran Padang, 1954 itu, DPR-RI bersama Pemerintah telah menganggarkan melalui APBN untuk mencegah stunting dengan pelaksanaan sosialisasi yang tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Kemudian dengan menyiapkan perangkat, hingga ke pelosok desa seperti TPK (Tim Pendamping Keluarga) yang terdiri dari unsur bidan, kader KB, PKK, yang bertugas memonitor di wilayahnya dalam upaya pencegahan stunting terutama menyasar masyarakat yang akan menikah, masyarakat yang hamil dalam pendampingan pemenuhan gizi. Selain itu, program dapur sehat atasi stunting (Dashat) yang ada di kampung keluarga berkualitas.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Menguat, Semua Merapat
|
"Disana ibu-ibu diajarkan mengolah potensi setempat untuk menjadi makanan yang enak, sehat dan bergizi, " imbuhnya.
Terakhir ditekankan Darul Siska kepada semua tokoh, baik tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemerintah, tokoh pemuda, dab pengusaha, agar peduli dalam mengedukasi lingkungannya untuk sadar cegah stunting dan sadar mengatasi stunting. (Amel)